Rabu, 01 April 2009

sepercik api....

hutan terbentang yang terlihat hijau, tenang dan meneduhkan.....
ternyata bisa mengancam manusia,
ketika sepercik api meranggas pepohonan, yang tertinggal hanya panas menyengat ...
dan kabut yang menakutkan.......
begitu juga dengan keanggunan jiwa manusia .....
akan runtuh saat emosi menerjang keelokan tutur,
merobohkan etika, memporakrandakan nilai-nilai kesantunan.
Bagaimana mungkin kita masih bisa melihat jernih
saat asap kesombongan menyelimuti mata hati?
Seonggok emosi bagai sepercik api
yang mampu membakar keramahan yang kita punya,
yang mampu meluluhlantakan kekokohan sebuah persahabatan

(Sungguh sebuah persahabatan sungguh teramat mulia untuk dihancurkan oleh emosi yang tak terkendali........)

sepercik api......

hutan terbentang yang terlihat hijau, tenang dan meneduhkan.....
ternyata bisa mengancam manusia,
ketika sepercik api meranggas pepohonan, yang tertinggal hanya panas menyengat ...
dan kabut yang menakutkan.......
begitu juga dengan keanggunan jiwa manusia .....
akan runtuh saat emosi menerjang keelokan tutur,
merobohkan etika, memporakrandakan nilai-nilai kesantunan.
Bagaimana mungkin kita masih bisa melihat jernih
saat asap kesombongan menyelimuti mata hati?
Seonggok emosi bagai sepercik api
yang mampu membakar keramahan yang kita punya,
yang mampu meluluhlantakan kekokohan sebuah persahabatan

(Sungguh sebuah persahabatan sungguh teramat mulia untuk dihancurkan oleh emosi yang tak terkendali........)